Thursday 26 April 2012

TEMPAT WISATA BOYOLALI


Tempat Wisata Boyolali

Tempat Wisata Pemandian, Boyolali

Tirto Marto Pengging, Wisata Boyolali
Tempat wisata pemandian di Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, sekitar 12 km dari Kota Boyolali, yang pada jaman dahulu hanya digunakan oleh Raja dan keluarga Kraton Kasunanan Surakarta. Di sini terdapat Umbul Ngabeyan yang merupakan pemandian Pakubuwono X, serta Umbul Dudo dan Umbul Temanten.
Umbul Tlatar, Wisata Boyolali
Tempat wisata pemandian alam Umbul Asem dan Umbul Pengilon di Dukuh Tlatar, Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali, sekitar 7 km arah utara Kota Boyolali, yang dilengkapi dengan panggung terbuka, rumah makan terapung, dan kolam pancingan.


Tempat Wisata Makam dan Petilasan, Boyolali

Makam Ki Ageng Kebo Kenanga, Wisata Boyolali
Tempat wisata di Dukuh Pengging, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono yang merupakan makam Ki Ageng Kebo Kenanga, yang masih merupakan keturunan raja-raja Majapahit.
Makam Ki Ageng Singoprono, Wisata Boyolali
Tempat wisata di Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, sekitar 15 km dari Kota Boyolali, dengan ratusan anak tangga menuju makam Ki Ageng Singoprono yang berada di puncak Gunung Tugel.
Makam Prabu Handayaningrat, Wisata Boyolali
Tempat wisata ziarah makam yang berada di Dukuh Malang, Desa Dukuh, Kecamatan Banyudono, yang juga masih merupakan keturunan raja-raja Majapahit.
Makam Raden Ngabehi Yosodipuro, Wisata Boyolali
Tempat wisata ziarah makam di Desa Pengging, Kecamatan Banyudono, yang berada di dekat Masjid Cipto Mulyo Pengging, salah satu pujangga Kasunanan Surakarta yang hidup di masa Pemerintahan Pakubuwono II, III dan IV.
Pesanggrahan Pracimoharjo, Wisata Boyolali
Tempat wisata di Desa Paras, Kecamatan Cepogo, sekitar 6 km dari kota Boyolali, yang merupakan petilasan sholat Sri Susuhunan Paku Buwono X dari Kasunanan Surakarta.
Petilasan Ki Ageng Pantaran, Wisata Boyolali
Tempat wisata ziarah di Desa Candisari, Kecamatan Ampel, sekitar 17 km dari Kota Boyolali. Ki Ageng Pantaran, atau Syeh Maulana Ibrahim Maghribi, dikenal masyarakat setempat ketika mendirikan Masjid Pantaran yang seusia Masjid Demak Bintoro, dan berhasil menemukan mata air besar di perut gunung Merbabu yang dikenal dengan nama Grojokan Sipendok.
Petilasan Ki Kebo Kanigoro, Wisata Boyolali
Tempat wisata di Dukuh Pojok, Desa Samiran, Kecamatan Selo, Boyolali, yang konon merupakan tempat petilasan Ki Kebo Kanigoro. Nama Kebo Kanigoro, putera dari Ki Ageng Pengging Sepuh, ditemukan dalam kisah fiksi Nagasasra – Sabuk Inten yang dikarang oleh SH Mintardja.


Tempat Wisata Waduk, Boyolali

Waduk Cengklik, Wisata Boyolali
Tempat wisata di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, sekitar 20 km dari Kota Boyolali dengan luas genangan 300 ha, yang dibangun pada jaman kolonial Belanda.
Wana Wisata Kedung Ombo, Wisata Boyolali
Tempat wisata di Desa Wonoharjo, Kecamatan Kemusu, sekitar 50 km dari Kota Boyolali yang menyediakan Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Pemancingan, Rumah Makan Apung, dan Wisata Air.


Tempat Wisata Air Terjun, Boyolali

Air Terjun Kedung Kayang, Wisata Boyolali
Tempat wisata air terjun yang berada di Desa Klakah, sekitar 5 km dari Kecamatan Selo, yang terletak diantara kabupaten Boyolali dan Magelang.


Tempat Wisata Masjid, Boyolali

Masjid Cipto Mulyo Pengging, Wisata Boyolali
Tempat wisata masjid di lokasi wisata air Pengging yang merupakan peninggalan Raja Pakubuwono X, bergaya arsitektur mesjid khas dengan ornamen kayu.


Tempat Wisata Alam, Boyolali

Selo Pass, Wisata Boyolali
Tempat wisata di Kecamatan Selo, di sekitar gunung Merapi dan Merbabu, dengan pemandangan alam indah, dimana setiap malam 1 Suro diadakan acara Sedekah Gunung. Selo merupakan pos para pendaki sebelum naik ke Gunung Merapi dan Gunung Merbabu.

SEJARAH BOYOLALI

SEJARAH BOYOLALI
BOYOLALI,JAWA TENGAH,INDONESIA

SEJARAH BOYOLALI

Asal mula nama BOYOLALI menurut cerita serat Babad Pengging Serat Mataram, nama Boyolali tak disebutkan. Demikian juga pada masa Kerajaan Demak Bintoro maupun Kerajaan Pengging, nama Boyolali belum dikenal. Menurut legenda nama BOYOLALI berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang pada abad XVI. Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri ketika berada di sebuah hutan belantara beliau dirampok oleh tiga orang yang mengira beliau membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama SALATIGA. Perjalanan diteruskan hingga sampailah disuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin meninggalkan anak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki Ageng Beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di tengah sungai. Dalam istirahatnya Ki Ageng Berucap “ BAYAWIS LALI WONG IKI” yang dalam bahasa indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”.Dari kata Baya Wis Lali/ maka jadilah nama BOYOLALI. Batu besar yang berada di Kali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki Ageng Pandan Arang. Mungkin tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada meneliti tentang keberadaan batu ini.Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalahtempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya mBah Dakon dan hingga sekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya.
=======================
=======================
Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali tidaklah mudah. Untuk menetapkan hari jadi yang selalu diperingati setiap tanggal 5 pada bulan Juni memakan waktu yang cukup lama dan perlu penelusuran sejarah yang panjang. Penetapan Hari Jadi Kabupaten Boyolali sebelumnya telah dilakukan penelitian oleh Lembaga Penelitian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini didasarkan atas SuratPerjanjian Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali dengan dengan Lembaga Penelitian UNS pada 11 September 1981. Setelah melakukan penelusuran sejarah, selanjutnya pada 23 Pebruari 1982 di Gedung DPRD Kabupaten Boyolali diselenggarakan seminar tentang SEJARAH HARI JADI KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOYOLALI. Dalam seminar ini telah disimpulkan tanggal 5 Juni 1847 merupakan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Selanjutnya melalui Rapat Paripurna DPRD pada tanggal 13 Maret1982 telah ditetapkan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Boyolali Nomor 3 Tahun 1982 tentang Sejarah dan Hari Jadi Kabupaten Boyolali. Perda tersebut telah diundangkan melalui Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Boyolali pada tanggal 22 Maret 1982 Nomor 5 Tahun 1982 Seri D Nomor 3.
Sumber : boyolalikab.go.id

BOYOLALI

SELAMAT DATANG DI KABUPATEN BOYOLALI
Boyolali adalah salah satu DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Jawa Tengah terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki pemandangan alam yang eksotis. Kabupaten Boyolali juga memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Adi Sumarmo yang berjarak 25 km dari Kota Budaya Surakarta (Solo) yang merupakan koridor jalur wisata Solo - Selo - Borobudur (SSB). Boyolali terkenal dengan susu sapinya serta memiliki motto "BOYOLALI TERSENYUM" (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat).

Kabupaten Boyolali
Menyimpan berbagai macam potensi yang siap dikembangkan salah satunya adalah potensi pariwisata.
Kota Boyolali terletak atau 27 km sebelah barat Kota Surakarta 110°22’-110°50’ BT, dan 7°36’-7°71’ LS
Batas wilayah :
Utara Kab.Grobogan dan Semarang, sebelah timur Kab. Karanganyar, Sragen, dan Sukoharjo, sebelah selatan Kab. Klaten, dan DIY , sebelah barat Kab. Magelang, dan Kab. Semarang
Administratif, terdiri dari 19 kecamatan dan 263 desa dan 4 kelurahan, penggunaan lahan, seluas 101.510,1 Ha, 79.548,7 Ha merupakan tanah kering
 Pariwisata Boyolali dibagi menjadi ke dalam 3 (tiga) wisata yaitu : wisata alam pegunungan, wisata tirta dan wisata ziarah. Wisata alam pegunungan di Kabupaten Boyolali menyajikan indahnya panorama Gunung Merapi sebagai gunung teraktif di dunia yang menyimpan segudang misteri yang menjadikan daya tarik tersendiri.
Boyolali adalah salah satu DTW (Daerah Tujuan Wisata) di Jawa Tengah terletak di lereng gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki pemandangan alam yang eksotis. Kabupaten Boyolali juga memiliki Bandara Internasional yaitu Bandara Adi Sumarmo yang berjarak 25 km dari Kota Budaya Surakarta (Solo) yang merupakan koridor jalur wisata Solo - Selo - Borobudur (SSB). Boyolali terkenal dengan susu sapinya serta memiliki motto "BOYOLALI TERSENYUM" (Tertib, Elok, Rapi, Sehdimaat, Nyaman untuk Masyarakat)
Sumber : berbagai sumber


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls